Kehamilan menjadi hal yang penuh dengan kebahagiaan sekaligus tantangan bagi seorang calon ibu. Namun, di tengah kehamilannya, pastinya seringkali mendapatkan berbagai informasi yang bisa saja membingungkan sang ibu. Dari mulai nasihat yang diberikan oleh kerabat hingga cerita yang beredar di media sosial, tidak sedikit yang berasal dari mitos atau kepercayaan turun-temurun, bukanlah dari fakta ilmiah.
Mitos-mitos yang didapatkan bisa saja memicu kekhawatiran yang tidak perlu atau bahkan dapat menyebabkan calon ibu mengambil keputusan yang tidak tepat. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat membedakan antara fakta dan mitos. Sehingga seorang ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan pengetahuan yang benar dan perasaaan yang tenang.
Lalu, apa saja mitos-mitos kehamilan yang sebenarnya tidak berdasarkan fakta ilmiah? Simak artikel berikut ini untuk mengetahui faktanya :
Mitos kehamilan pertama yang sering didengar adalah bentuk perut ibu hamil dapat menentukan jenis kelamin bayinya. Dikatakan bahwa jika perutnya lebih tinggi, bayinya perempuan, dan jika perutnya lebih rendah, bayinya laki-laki.
Namun faktanya, bentuk dan posisi perut selama kehamilan lebih dipengaruhi oleh otot perut, posisi bayi, dan bentuk tubuh ibu. Jenis kelamin bayi hanya bisa dipastikan melalui USG atau tes genetik.
Karena sedang mengandung, dikatakan bahwa ibu hamil harus makan dua kali lebih banyak. Tentu saja yang satu ini juga merupakan mitos. Karena sebenarnya ibu hamil hanya membutuhkan sekitar 300 kalori/hari di trimester kedua dan ketiga.
Makan dengan porsi yang terlalu banyak dapat menyebabkan bertambahnya berat badan secara tidak sehat. Hal yang lebih penting adalah kualitas nutrisi, bukan kuantitas makanan.
Banyak yang mengatakan bahwa kafein berbahaya bagi kesehatan janin tanpa memberikan detail jelas secara ilmiah terkait pernyataan yang disebutkan.
Faktanya, konsumsi kafein dalam jumlah moderat, kurang dari 200 mg/hari (setara dengan satu cangkir kopi) umumnya aman selama kehamilan. Namun, konsultasi dengan dokter ahli tetap dianjurkan.
Morning Sickness atau kondisi yang dialami ibu hamil yang menyebabkan mual dan muntah. Meskipun disebut “morning sickness”, gejala mual dan muntah bisa terjadi kapan saja sepanjang hari. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan hormon yang bisa berbeda-beda bagi setiap wanita.
Selama kehamilan, ibu hamil tidak boleh atau harus menghindari olahraga dan aktivitas fisik lainnya yang dapat membahayakan bayi.
Faktanya: Olahraga ringan hingga sedang, seperti: berjalan, berenang, atau yoga, justru dianjurkan selama masa kehamilan. Karena dapat meningkatkan kesehatan ibu dan juga bayi dikandungnya dan juga membantu dalam persalinan nanti. Namun, aktivitas fisik yang dilakukan harus sesuai dengan kondisi sang ibu dan atas persetujuan dari dokter.
Nasihat seperti “Tidak boleh tidur telentang” sering sekali terdengar karena dapat menyebabkan komplikasi serius bagi janin.
Memang benar bahwa tidur miring menyamping ke kiri lebih direkomendasikan karena aliran darah ke janin akan lebih optimal, tetapi tidur telentang sesekali tidak selalu berbahaya. Jika merasa tidak nyaman, sang ibu dapat mencari posisi tidur yang lebih nyaman dengan menempatkan bantal yang empuk dan nyaman.
Nah, itu dia kebenaran dari beberapa mitos kehamilan yang sering terdengar. Pentingnya mencari informasi dari sumber yang terpercaya dengan detail jelas dan faktual, seperti melalui dokter ataupun literatur medis untuk menghindari kesalahpahaman terkait mitos-mitos kehamilan. Setiap kehamilan itu unik dan suatu keajaiban dengan banyak hal yang akan terjadi, memastikan ibu dan bayi tetap sehat adalah hal yang terpenting.
Kami, Satu Visi Corp menawarkan pengetahuan dan pelatihan eksklusif di bidang kebidanan dan kesehatan secara profesional, untuk mengembangkan karir profesional di bidang tersebut secara berkelanjutan. Akses : https://satuvisicorp.com/ ataupun media sosial official @trainingkebidanan di Instagram. Dapatkan manfaat lainnya hanya disini!
(Photo by Alicia Petresc on Unsplash)