Di dunia kecantikan yang sudah semakin modern ini, Botox menjadi salah satu prosedur perawatan kecantikan paling populer untuk meremajakan kulit. Banyak orang yang mencari solusi untuk mengurangi kerutan dan garis halus tanpa harus menjalani prosedur bedah invasif.
Namun, sebelum memutuskan untuk mencoba Botox, penting untuk mengetahui dan memahami cara kerjanya, manfaat yang ditawarkan, serta potensi efek samping yang mungkin timbul.
Dikutip langsung dari laman resmi Alo Dokter di alodokter.com, Botox atau botulinum toxin adalah obat yang terbuat dari bakteri clostridium botulinum, yaitu bakteri penyebab botulisme. Selain untuk kecantikan atau estetika, Botox juga kerap digunakan untuk mengatasi kondisi medis tertentu, misalnya gangguan saraf.
Walaupun nama “Botox” mungkin terdengar menakutkan, penerapan medis dan kecantikannya telah terbukti aman dan efektif jika dilakukan oleh profesional berlisensi. Botox bekerja dengan cara menghambat sinyal saraf yang memicu kontraksi otot, sehingga mengurangi aktivitas otot yang berkontribusi dalam pembentukan kerutan.
Ketika Botox disuntikkan ke area tertentu di wajah, toksin ini mengikat pada ujung saraf yang mengendalikan otot-otot di area tersebut.
Botox menghambat pelepasan bahan kimia yang diperlukan untuk mentransmisikan sinyal saraf ke otot. Tanpa sinyal ini, otot tidak dapat berkontraksi.
Karena otot tidak berkontraksi, kerutan yang timbul dari gerakan otot, seperti garis senyum dan kerutan dahi, menjadi lebih halus atau bahkan menghilang sepenuhnya.
Manfaat utama dari Botox adalah mampu mengurangi kerutan di wajah, terutama di dahi, sekitar mata, dan antara alis.
Dengan mengurangi kerutan, Botox juga membantu memberikan penampilan kulit yang lebih halus dan terlihat lebih muda.
Penggunaan Botox secara rutin dapat membantu mencegah terbentuknya kerutan baru dengan mengurangi aktivitas otot yang berlebihan.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, selain untuk kecantikan, Botox juga digunakan untuk mengatasi kondisi medis seperti migrain kronis, keringat berlebih (hiperhidrosis), dan gangguan saraf.
Dari segala manfaat positif diatas, tentunya ada dampak seperti efek samping dan risiko yang didapatkan ketika memutuskan untuk melakukan Botox. Apa saja? Berikut ini beberapa efek samping dan risiko Botox:
Setelah suntikan, beberapa orang mungkin mengalami rasa tidak nyaman seperti kemerahan atau bengkak di area suntikan. Efek ini biasanya bersifat sementara dan akan hilang dalam beberapa hari.
Meskipun hal ini jarang terjadi, beberapa orang mengalami sakit kepala atau mual setelah melakukan Botox.
Jika Botox tidak disuntikkan dengan hati-hati, kemungkinan akan terjadi asimetri pada ekspresi wajah, membuat wajah terlihat tidak simetris.
Meskipun hal ini juga termasuk yang jarang terjadi, penggunaan Botox jangka panjang dapat menyebabkan otot menjadi terlalu lemah (atrophy), yang dapat mempengaruhi ekspresi wajah.
Gejala yang timbul seperti ruam, gatal-gatal, pembengkakan, sesak napas, pusing, ataupun pingsan. Walaupun hal ini sangat jarang terjadi, penting untuk mewaspadai dan tangani dengan cepat jika reaksi alergi muncul.
Dengan memahami cara kerja, manfaat, dan potensi efek sampingnya, Anda dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi tentang apakah Botox adalah pilihan yang tepat untuk kebutuhan kecantikan Anda. Tetap konsultasikan dengan profesional medis yang berpengalaman sebelum memulai prosedur untuk memastikan hasil yang aman dan memuaskan.
Jika kamu tertarik untuk mengikuti pelatihan eksklusif dan bimbingan konseling di bidang kecantikan seperti aesthetic skincare, racik cream, threadlift, filler, dan botox. Anda dapat mengakses https://satuvisicorp.com/ ataupun media sosial official @kursus.kecantikan_ di Instagram. Dapatkan manfaat lainnya hanya disini!
(Photo by Look Studio on Unsplash)